MAKALAH RANGKUMAN DEFINISI DAN RUANG LINGKUP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK)
MAKALAH
RANGKUMAN DEFINISI DAN RUANG
LINGKUP
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK)
Oleh:
Suci Fukori (1404411051)
GABUNGAN II
FAKULTAS TEHNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN AKADEMIK 2014-2016
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati
penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Makalah ini untuk memenuhi
dalam bidang penilaian mata kuliah Sistem Penunjang Keputusan yang berjudul “
Rangkuman Definisi dan Ruang Lingkup Sistem Penunjang Keputusan ”.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah
untuk hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan
serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi
pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak
terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal
baik yang diberikan oleh Allah SWT.
.
Palopo, September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi, Karakteristik, Tujuan dan Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan(SPK)
2.2 Komponen-Komponen
Sistem Penunjang Keputusan
2.3 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan
2.4 Kategori
Keputusan
2.5 Tingkatan Teknologi dalam SPK
2.6
Macam-Macam Meyode dalam SPK
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support
System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS)
dengan didukung oleh sebuah sistem informasi berbasis komputer dapat membantu
seseorang dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan. Seorang
manajer di suatu perusahaan dapat memecahkan masalah semi struktur, dimana
manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam
memecahkan masalah yang berada di area semi struktur. DSS mendayagunakan
resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk
meningkatkan kualitas keputusan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa
rumusan masala diantaranya:
1. Apa definisi Sistem Penunjang Keputusan?
2. Bagaimana karakteristik SPK?
3. Apa saja yang menjadi tahapan SPK?
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan tentang definisi Sistem Penunjang
Keputusan
b. Memaparkan karakteristik SPK
c. Menjelaskan tahapan-tahapan dalam SPK
1.4 Manfaat
Pembaca dapat mengetahui tentang sistem penunjang
keputusan dan membandingkan pendapat beberapa ahli tentang sistem penunjang
keputusan. Kemudian mengambil kesimpulan ataupun gagasan tentang hal itu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Penunjang Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision
Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan
kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang
tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat (Turban, 2001).
SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan
keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research
dan menegement science.
Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang
mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah
semi-terstruktur yang spesifik.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan
sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki
kualitas keputusan dan menjadi sistem informasi berbasis komputer untuk
manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis adhoc
data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa
depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.
Definisi Sistem Penunjang Keputusan (SPK) menurut
para ahli adalah sebagai berikut :
a. Little
(1970)
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya.
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya.
b.
Laudon dan Laudon (2008)
Suatu
susunan komponen-komponen yang terintegrasi & bekerja secara bersama-sama
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, control, analisis dan visualisasi
dalam sebuah organisasi
c.
Davis (2009)
Suatu
sistem operasional yang melaksanakan beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan
keluaran yang berguna bagi pelaksana operasi dan manajemen organisasi yang
bersangkutan
d.
Alter (1990)
Membuat
definisi sistem pendukung keputusan dengan memabandingkannya dengan sebuah
sistem pemrosesan data elektronik (PDE) / Electronic Data Processing
tradisional.
e.
Keen(1980)
Sistem
pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah
proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem
f.
Bonczek(1980)
Sistem
pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas
komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen
sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem
processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
g.
Hick(1993)
Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.
Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.
h.
Mann dan Matson
Sistem
Penunjang Keputusan adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan
keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan
masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
i.
Maryam Alavi dan H.Albert Napier
Sistem
Penunjang Keputusan adalah suatu kumpulan prosedur pemprosesan data dan
informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai
jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
j.
Moore and Chang
Sistem
pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan
mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi
keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang
tidak biasa.
k.
Bonczek (1980)
Sistem pendukung
keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas
komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen
sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah.
l.
Turban & Aronson (1998)
Sistem penunjang
keputusan sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak
manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan
tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan
membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran
manajer.
m. Raymond
McLeod, Jr. (1998)
Sistem
pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk
penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat
semi-terstruktur.
Karakteristik
SPK antara lain:
1) Mendukung proses pengambilan keputusan,
menitikberatkan pada efektifitas
2)
Adanya
interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses
pengambilan keputusan.
3)
Mendukung
pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan
tak struktur.
4)
Memiliki
kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5)
Memiliki
subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai kesatuan item.
6)
Membutuhkan
struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen
Beberapa
keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):
i.
Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai
permasalahan yang kompleks.
ii.
Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak
diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
iii.
Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda
pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat, pandangan dan pembelajaran
baru,
iv.
Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
v.
Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja
vi.
Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM)
vii.
Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan
cepat
viii. Meningkatkan
efektivitas manajerial
ix.
Menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan
dengan sedikit usaha,
x.
Meningkatkan produktivitas analisis.
Tujuan dari SPK :
·
Membantu
memecahkan masalah semi-terstruktur.
·
Dukungan
manajer dalam mengambil keputusan masalah.
·
Meningkatkan
efektivitas daripada efisiensi pengambilan keputusan.
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis
keputusan, yaitu :
i.
Keputusan
Terstruktur merupakan keputusan yang dilakukan berulang-ulang dan rutin. Prosedure yang dilakukan sangat
jelas dan dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh:
Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan
kelayakan lembur, dls.
ii.
Keputusan
semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan
dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif,
internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit,
penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan dls.
iii. Keputusan tak terstruktur adalah keputusan
yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu
terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat
eksternal yang terjadi pada manajemen tingkat atas. Contoh: Pengembangan
teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan
eksekutif.
2.2
Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan
Adapun
komeponen-komponen pendukung keputusan antara lain :
Data Management System merupakan Segala aktivitas yang berhubungan dengan pengambilan, penyimpanan dan
pengaturan data- data yang relevan dengan konteks keputusan yang akan diambil.
Selain itu, komponen ini juga menyediakan berbagai fungsi keamanan, prosedur
integritas data, dan administrasi data secara umum yang berkaitan dengan SPK.
Model Management System, sistem ini menampilkan aktivitas
pengambilan, penyimpanan dan pengaturan data dengan berbagai model kuantitatif,
yang menyediakan kemampuan analitis untuk SPK.
Knowledge Base, merupakan “otak” dari kelima
komponen SPK. Data dan model diolah untuk kemudian hasilnya menjadi bahan
pertimbangan bagi user dalam mengambil keputusan.
User Interface Adalah jalur penghubung antara sistem dengan user, sehingga komponen‐ komponen
sistem SPK dapat diakses dan dimanipulasi dengan mudah oleh user untuk
memberikan dukungan pada pengambilan keputusan
User(s), Desain implementasi dan pemanfaatan
SPK tidak akan efektif jika tidak disertai peran pengguna. Kemampuan,
ketrampilan, motivasi, dan pengetahuan pengguna sebagai pengatur SPK, akan
menentukan efektivitas dari penggunaan SPK.
2.3 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Tahapan SPK:
- Definisi masalah
- Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan
- Pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan
- Menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase)
Menurut
Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi,
desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi
(Turban, 2005).
Fase Inteligensi
pengambilan keputusan
meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan. Tahapan dalam fase
intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah,
dan kepemilikan masalah.
Fase Desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan
menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahapan dalam fase
intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan
(menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
Fase Pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang
nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Fase
pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi
yang tepat untuk model.
Fase
Implementasi pada hakikatnya
implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi
terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Pendek kata,
implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja,
tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
2.4 Kategori Keputusan
Ditinjau
dari sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dibagi
empat kategori (Nutt, 1989) :
a.
Keputusan
Representasi, pengambilan keputusan menghadapi informasi yang cukup banyak dan
mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasikan data tersebut.
b.
Keputusan
Empiris, suatu keputusan yang sedikit informasi tetapi memiliki cara yang jelas
untuk memproses informasi pada saat informasi itu diperoleh.
c.
Keputusan
Informasi, suatu situasi yang banyak informasi tetapi meliputi kontroversi
tentang bagaimana memproses informasi tersebut.
d.
Keputusan
Eksplorasi, suatu situasi yang sedikit informasi dan tidak ada kata sepakat
tentang cara yang hendak dianut untuk memulai mencari informasi.
2.5
Tingkatan Teknologi Dalam Sistem Pendukung Keputusan
Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga
keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan
berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik,
lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan.
Ketiga tingkatan tersebut adalah:
a.
Sistem Pendukung
Keputusan ( Specific DSS)
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS
Generator)
c.
Peralatan Sistem
Pendukung Keputusan (DSS Tools)
2.6
Macam-macam Metode Sistem Penunjang Keputusan
Metode Sistem Pakar adalah suatu
program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan
yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Suatu sistem pakar disusun
oleh tiga modul utama (Staugaard, 1987), yaitu :
1.
Modul Penerimaan Pengetahuan Knowledge Acquisition Mode)
2.
Modul Konsultasi(Consultation Mode)
3.
Modul Penjelasan(Explanation Mode)
Komponen utama pada struktur sistem pakar (Hu et al,
1987) meliputi:
a.
Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
b.
Mesin Inferensi (Inference Engine)
c.
Basis Data (Database)
d.
Antarmuka Pemakai (User Interface)
Sistem pakar adalah sistem yang mempekerjakan
pengetahuan manusia yang ditangkap dalam komputer untuk memecahkan masalah yang
biasanya membutuhkan keahlian manusia. Sedangkan konsep dasar dalam sistem
pakar menurut Turban, 1993 adalah:
1)
Keahlian (Expertise)
2)
Pakar (Expert)
3)
Transfer keahlian
4)
Inferensi
5)
Rule
6)
Kemampuan memberikan penjelasan
Metode B/C Ratio, merupakan analisis
manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
besarankeuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek.
Metode
AHP, merupakan suatu model pendukung
keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung
keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria
yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki
didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah
tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke
bawah hingga level terakhir dari alternatif.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding
dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur
yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan
validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh
pengambil keputusan.
3.
Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Kelebihan
dan Kelemahan metode AHP/analisis ini
adalah :
Kelebihan:
Kesatuan (Unity), Kompleksitas
(Complexity) , Saling ketergantungan (Inter Dependence), Struktur Hirarki
(Hierarchy Structuring), Pengukuran (Measurement), Konsistensi (Consistency),
Sintesis (Synthesis), Trade Off Penilaian dan Konsensus (Judgement and
Consensus), Pengulangan Proses (Process Repetition).
Sedangkan
kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut: Ketergantungan model AHP pada
input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal
ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi
tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. Metode AHP
ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak
ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah
Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :
1.
Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.Dalam tahap
ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas,
detail dan mudah dipahami.
2. Membuat
struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan
utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada dibawahnya
yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan
menentukan alternatif tersebut.
3. Membuat
matrik perbandingan berpasangan yang
menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria
yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki
kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang
mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu
menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan
pertimbangan.
Metode IRR, Metode
ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat
pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap
nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV
sama dengan nol.
Metode NPV, merupakan
selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan
social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain
merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang
didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Rumus yang digunakan Arus kas
masuk dan keluar yang didiskontokan pada saat ini (present value (PV)). yang
dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari pembahasan adalah :
1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan
penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk
memperbaiki kualitas keputusan dan menjadi sistem informasi berbasis komputer
untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi
struktur.
2.
Karakteristik SPK antara lain: Mendukung proses pengambilan keputusan,
menitikberatkan pada efektifitas, adanya interface manusia / mesin dimana
manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan, mendukung
pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan
tak struktur, memiliki kapasitas
dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan, memiliki subsistem –
subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai
kesatuan item, membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani
kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.
3. Tahapan SPK: Definisi masalah, Pengumpulan data atau
elemen informasi yang relevan, Pengolahan data menjadi informasi baik dalam
bentuk laporan grafik maupun tulisan, Menentukan alternatif-alternatif solusi
(bisa dalam persentase).
3.2 Saran
Para manajer membuat beragam
keputusan dalam proses penyelesaian suatu masalah. Dalam menyelesaikan masalah,
manajer melalui empat aktivitas : intelijen, perancangan, pemilihan, dan
pengkajian. Dalam mengambil cara pandang sistem dan mengikuti pendekatan
sistem, manajer dapat menggunakan model sistem umum suatu perusahaan atau model
lingkungan. Tujuan dari mengambil cara pandang sistem adalah memberi kesempatan
kepada organisasi untuk bekerja sebagai sistem yang berpadu.
DAFTAR
PUSTAKA
Ramdani,Irpan.“Komponen‐komponenSistemPendukungKeputusandanSkema DSS”.10Nov2012.
http://irpantips4u.blogspot.co.id/2012/11/komponenkomponen-sistem-pendukung.html
Ramli.”PengertianSistemPendukungKeputusan”.April2015. http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-sistem-pendukung-keputusan.html.
Jari,Jejak.”DefiniSPK”.10Maret2011.http://jejakjari007.blogspot.com/2011/03/10-definisi-sistem-pendukung-keputusan.html.
Komentar
Posting Komentar