MAKALAH RANGKUMAN DEFINISI DAN RUANG LINGKUP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK)


MAKALAH
RANGKUMAN DEFINISI DAN RUANG LINGKUP
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK)









Oleh:
Suci Fukori  (1404411051)







GABUNGAN II
FAKULTAS TEHNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN AKADEMIK 2014-2016



KATA PENGANTAR
     Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Makalah ini untuk memenuhi dalam bidang penilaian mata kuliah Sistem Penunjang Keputusan yang berjudul “ Rangkuman Definisi dan Ruang Lingkup Sistem Penunjang Keputusan ”.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.

            .







Palopo,     September 2016



Penulis







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                      
DAFTAR ISI                                                                                                   
BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
1.2         Rumusan Masalah
1.3         Tujuan
1.4         Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi, Karakteristik, Tujuan dan Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan(SPK)
2.2    Komponen-Komponen Sistem Penunjang Keputusan
2.3    Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
2.4    Kategori Keputusan
2.5    Tingkatan Teknologi dalam SPK
2.6    Macam-Macam Meyode dalam SPK
BAB III PENUTUP
3.1     Kesimpulan
3.2     Saran
















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan didukung oleh sebuah sistem informasi berbasis komputer dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan. Seorang manajer di suatu perusahaan dapat memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah yang berada di area semi struktur. DSS mendayagunakan resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masala diantaranya:
1.      Apa definisi Sistem Penunjang Keputusan?
2.      Bagaimana karakteristik SPK?
3.      Apa saja yang menjadi tahapan SPK?
1.3  Tujuan
a. Menjelaskan tentang definisi Sistem Penunjang Keputusan
b. Memaparkan karakteristik SPK
c. Menjelaskan tahapan-tahapan dalam SPK
1.4  Manfaat
Pembaca dapat mengetahui tentang sistem penunjang keputusan dan membandingkan pendapat beberapa ahli tentang sistem penunjang keputusan. Kemudian mengambil kesimpulan ataupun gagasan tentang hal itu.
















BAB II
                                                PEMBAHASAN           
2.1  Definisi Sistem Penunjang Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science.
Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan dan menjadi sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis adhoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.
Definisi Sistem Penunjang Keputusan (SPK) menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a.       Little (1970)
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya.
b.        Laudon dan Laudon (2008)
Suatu susunan komponen-komponen yang terintegrasi & bekerja secara bersama-sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, control, analisis dan visualisasi dalam sebuah organisasi
c.         Davis (2009)
Suatu sistem operasional yang melaksanakan beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan keluaran yang berguna bagi pelaksana operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan
  d.        Alter (1990)
Membuat definisi sistem pendukung keputusan dengan memabandingkannya dengan sebuah sistem pemrosesan data elektronik (PDE) / Electronic Data Processing tradisional.
e.         Keen(1980)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem
f.         Bonczek(1980)
Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
g.        Hick(1993)
Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.
h.        Mann dan Matson
Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
i.          Maryam Alavi dan H.Albert Napier
Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu kumpulan prosedur pemprosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
j.          Moore and Chang
Sistem pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.
k.        Bonczek (1980)
Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah.
l.          Turban & Aronson (1998)
Sistem penunjang keputusan sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.
m.      Raymond McLeod, Jr. (1998)
Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat semi-terstruktur.
Karakteristik SPK antara lain:
1)      Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada efektifitas
2)      Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan.
3)      Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
4)      Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5)      Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
6)      Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):
i.          Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
ii.        Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
iii.      Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat, pandangan dan pembelajaran baru,
iv.      Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
v.        Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja
vi.      Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM)
vii.    Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat
viii.  Meningkatkan efektivitas manajerial
ix.      Menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha,
x.        Meningkatkan produktivitas analisis.

Tujuan dari SPK :
·           Membantu memecahkan masalah semi-terstruktur.
·           Dukungan manajer dalam mengambil keputusan masalah.
·           Meningkatkan efektivitas daripada efisiensi pengambilan keputusan.
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
i.      Keputusan Terstruktur merupakan keputusan yang dilakukan berulang-ulang  dan rutin. Prosedure yang dilakukan sangat jelas dan dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, dls.
ii.    Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan dls.
iii.  Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal yang terjadi pada manajemen tingkat atas. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
2.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan
Adapun komeponen-komponen pendukung keputusan antara lain :
Data Management System merupakan Segala aktivitas yang berhubungan dengan pengambilan, penyimpanan dan pengaturan data- data yang relevan dengan konteks keputusan yang akan diambil. Selain itu, komponen ini juga menyediakan berbagai fungsi keamanan, prosedur integritas data, dan administrasi data secara umum yang berkaitan dengan SPK.
Model Management System, sistem ini menampilkan aktivitas pengambilan, penyimpanan dan pengaturan data dengan berbagai model kuantitatif, yang menyediakan kemampuan analitis untuk SPK.
Knowledge Base, merupakan “otak” dari kelima komponen SPK. Data dan model diolah untuk kemudian hasilnya menjadi bahan pertimbangan bagi user dalam mengambil keputusan. 
User Interface Adalah jalur penghubung antara sistem dengan user, sehingga komponen komponen sistem SPK dapat diakses dan dimanipulasi dengan mudah oleh user untuk memberikan dukungan pada pengambilan keputusan
User(s),  Desain implementasi dan pemanfaatan SPK tidak akan efektif jika tidak disertai peran pengguna. Kemampuan, ketrampilan, motivasi, dan pengetahuan pengguna sebagai pengatur SPK, akan menentukan efektivitas dari penggunaan SPK.
 2.3 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Tahapan SPK:
  • Definisi masalah
  • Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan
  • Pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan
  • Menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase)
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005).
Fase Inteligensi pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.
Fase Desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
Fase Pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.
Fase Implementasi pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
2.4  Kategori Keputusan
Ditinjau dari sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dibagi empat kategori (Nutt, 1989) :
a.         Keputusan Representasi, pengambilan keputusan menghadapi informasi yang cukup banyak dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasikan data tersebut.
b.        Keputusan Empiris, suatu keputusan yang sedikit informasi tetapi memiliki cara yang jelas untuk memproses informasi pada saat informasi itu diperoleh.
c.         Keputusan Informasi, suatu situasi yang banyak informasi tetapi meliputi kontroversi tentang bagaimana memproses informasi tersebut.
d.        Keputusan Eksplorasi, suatu situasi yang sedikit informasi dan tidak ada kata sepakat tentang cara yang hendak dianut untuk memulai mencari informasi.
2.5  Tingkatan Teknologi Dalam Sistem Pendukung Keputusan
Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan.
Ketiga tingkatan tersebut adalah:
a.     Sistem Pendukung Keputusan ( Specific DSS)
b.    Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
c.     Peralatan Sistem Pendukung Keputusan (DSS Tools)
2.6 Macam-macam Metode Sistem Penunjang Keputusan
Metode Sistem Pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Staugaard, 1987), yaitu :
1.        Modul Penerimaan Pengetahuan Knowledge Acquisition Mode)
2.        Modul Konsultasi(Consultation Mode)
3.        Modul Penjelasan(Explanation Mode)
Komponen utama pada struktur sistem pakar (Hu et al, 1987) meliputi:
a.         Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
b.        Mesin Inferensi (Inference Engine)
c.         Basis Data (Database)
d.        Antarmuka Pemakai (User Interface)
Sistem pakar adalah sistem yang mempekerjakan pengetahuan manusia yang ditangkap dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya membutuhkan keahlian manusia. Sedangkan konsep dasar dalam sistem pakar menurut Turban, 1993 adalah:
1)        Keahlian (Expertise)
2)        Pakar (Expert)
3)        Transfer keahlian
4)        Inferensi
5)        Rule
6)        Kemampuan memberikan penjelasan
Metode B/C Ratio, merupakan analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besarankeuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek.
Metode AHP, merupakan suatu model pendukung keputusan yang  dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini  akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang  kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki  didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan  yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama  adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah  dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang  dipilih, sampai pada  subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai  kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Kelebihan dan Kelemahan metode  AHP/analisis ini adalah :
Kelebihan: Kesatuan (Unity),  Kompleksitas (Complexity) , Saling ketergantungan (Inter Dependence), Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring), Pengukuran (Measurement), Konsistensi (Consistency), Sintesis (Synthesis), Trade Off Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus), Pengulangan Proses (Process Repetition).
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut: Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan  subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan  mudah dipahami.
2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada dibawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau   menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut.
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang
menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan.
Metode IRR, Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.
Metode NPV,  merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Rumus yang digunakan Arus kas masuk dan keluar yang didiskontokan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus.






 BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari pembahasan adalah :
1.      Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan dan menjadi sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
2.      Karakteristik SPK antara lain: Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada efektifitas, adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan, mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur, memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan, memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item, membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.
3.      Tahapan SPK: Definisi masalah, Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan, Pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan, Menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase).

3.2    Saran
Para manajer membuat beragam keputusan dalam proses penyelesaian suatu masalah. Dalam menyelesaikan masalah, manajer melalui empat aktivitas : intelijen, perancangan, pemilihan, dan pengkajian. Dalam mengambil cara pandang sistem dan mengikuti pendekatan sistem, manajer dapat menggunakan model sistem umum suatu perusahaan atau model lingkungan. Tujuan dari mengambil cara pandang sistem adalah memberi kesempatan kepada organisasi untuk bekerja sebagai sistem yang berpadu.




 
DAFTAR PUSTAKA
Ramdani,Irpan.“KomponenkomponenSistemPendukungKeputusandanSkema DSS”.10Nov2012. http://irpantips4u.blogspot.co.id/2012/11/komponenkomponen-sistem-pendukung.html
Ramli.”PengertianSistemPendukungKeputusan”.April2015. http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-sistem-pendukung-keputusan.html.













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Logical Bomb